Kamis, 19 Juni 2014

Focal Length & Aperture Dalam Portrait Photography

[!!!!] [Ini cuma numpang Materi, sumber : infotografi.com]

Tahukah Sobat bahwa lensa memiliki peran yang penting saat penciptaan foto portrait? Tidak ada kata penggunaan lensa yang salah atau benar, tetapi lebih cenderung ke lensa apa sih yang tepat atau pas untuk subyek dan lokasi foto kita. Terkadang Sobat ingin juga menonjolkan bagian background pada foto portrait, dan juga terkadang Sobat ingin foto itu memiliki background yang blur sehingga penglihatan para penikmat foto akan terfokus pada subyek atau model utama.
Focal length yang berbeda juga berdampak pada seberapa banyak sih bagian background terlihat atau terfokus dalam foto! Focal Length yang berbeda akan berdampak pada bentuk serta proporsi wajah subyek, dan bahkan bisa memberikan efek karikatur.

Lensa prime juga bisa memberikan hasil yang luar biasa pada foto Portrait meskipun harga cukup relatif mahal. Perlu juga diingat bahwa Sobat juga bisa mendapatkan foto portrait yang bagus dari lensa kit maupun zoom. Sobat juga bisa mencoba menggunakan lensa atau kamera mainan seperti Lensbaby, lensa tilt/shift atau bahkan pinhole.

Selain Focal Length, pemilihan Aperture juga memiliki peran penting dalam keberhasilan foto portrait. Lihat ulasan di bawah ini untuk mengetahui bagaimana Sobat bisa menggunakan Depth of Field untuk mengontrol bagian mana saja yang terlihat fokus di dalam gambar.

Penggunaan Aperture, Tajam atau Blur?

Photo: N-Photo

1. Background Blur

Penggunaan Aperture lebar seperti f/4 atau f/2.8 akan menghasilkan Depth of Field atau ruang tajam yang sempit. Hal ini berarti area selain dimana kita tempatkan titik fokus akan terlihat blur atau tidak fokus. Penggunaan aperture ini ideal jika Sobat menginginkan background blur, tetapi subyek tetap terlihat tajam. Penempatan fokus merupakan hal yang penting pada aperture lebar, jika Sobat memotret foto portrait maka fokuskan ke bagian mata model.

2. Diantara Blur dan Tajam

Pemilihan aperture f/8 (atau mendekatai aperture ini) bisa memberikan hasil diantara dua tingkat ketajaman. Aperture ini bisa memberikan depth of field yang cukup sempit agar menghasilkan nuansa pemisah antara subyek dan background, dan tingkat fokus background masih bisa ditoleransi. Sobat akan sedikit terbatasi pada pemilihan ISO dan Shutter Speed. Jika Sobat menggunakan lampu studio saat pemotretan maka aperture ini bisa menjadi awal yang bagus.

3. Semua Tajam

Aperture yang sangat kecil seperti f/22 merupakan pilihan yang tepat jika Sobat menginginkan semua elemen didalam foto tampak fokus. Konsekuensi dari penggunaan aperture ini adalah Sobat akan mendapatkan shutter speed yang lebih lambat, dan tidak menutup kemungkinan Sobat akan membutuhkan sebuah Tripod untuk menghindari camera shake, atau bahkan menaikkan pengaturan ISO dan tentu itu akan menghasilkan lebih banyak noise (grain).

Penggunaan Focal Length

Photo: N-Photo

Lensa Wide 20mm

Lensa Wide bukan merupakan lensa yang ideal bagi fotografer portrait, bahkan lensa wide-angle terbaikpun memberikan hasil atau dampak yang kurang menyenangkan pada hasil foto kalian. Jika Sobat memotret terlalu dekat maka hidung dan  akan tampak lebih lebar. Lensa ini memiliki peran sendiri pada foto portrait dan bukan pada foto close up. Lensa ini cocok untuk foto portrait yang menyertakan beberapa elemen lain selain subyek utama.

Lensa Portrait 105mm

Lensa tele pendek memang diperuntukkan bagi para fotografer portrait, dan ini adalah Focal Length favorit mereka. 105mm juga memberikan jarak potret yang nyaman bagi fotografer.

Lensa Tele 200mm

Lenda dengan focal length panjang bisa menjadi pilihan bagus untuk fotografer portrait, mengingat prespektif yang dihasilkan cukup sempit. Efek blur yang dihasilkan luar biasa jika Sobat menggunakan lensa dengan aperture maksimal f/2.8

0 komentar:

Posting Komentar

 
;