Tahukah Sobat bahwa lensa memiliki peran yang penting saat penciptaan foto portrait? Tidak ada kata penggunaan lensa yang salah atau benar, tetapi lebih cenderung ke lensa apa sih yang tepat atau pas untuk subyek dan lokasi foto kita. Terkadang Sobat ingin juga menonjolkan bagian background pada foto portrait, dan juga terkadang Sobat ingin foto itu memiliki background yang blur sehingga penglihatan para penikmat foto akan terfokus pada subyek atau model utama.
Focal length yang berbeda juga berdampak pada seberapa banyak sih bagian background terlihat atau terfokus dalam foto! Focal Length yang berbeda akan berdampak pada bentuk serta proporsi wajah subyek, dan bahkan bisa memberikan efek karikatur.
Lensa prime juga bisa memberikan hasil yang luar biasa pada foto Portrait meskipun harga cukup relatif mahal. Perlu juga diingat bahwa Sobat juga bisa mendapatkan foto portrait yang bagus dari lensa kit maupun zoom. Sobat juga bisa mencoba menggunakan lensa atau kamera mainan seperti Lensbaby, lensa tilt/shift atau bahkan pinhole.
Selain Focal Length, pemilihan Aperture juga memiliki peran penting dalam keberhasilan foto portrait. Lihat ulasan di bawah ini untuk mengetahui bagaimana Sobat bisa menggunakan Depth of Field untuk mengontrol bagian mana saja yang terlihat fokus di dalam gambar.
Penggunaan Aperture, Tajam atau Blur?
Photo: N-Photo
1. Background Blur
Penggunaan Aperture lebar seperti f/4 atau f/2.8 akan menghasilkan Depth
of Field atau ruang tajam yang sempit. Hal ini berarti area selain
dimana kita tempatkan titik fokus akan terlihat blur atau tidak fokus.
Penggunaan aperture ini ideal jika Sobat menginginkan background blur,
tetapi subyek tetap terlihat tajam. Penempatan fokus merupakan hal yang
penting pada aperture lebar, jika Sobat memotret foto portrait maka
fokuskan ke bagian mata model.
2. Diantara Blur dan Tajam
Pemilihan aperture f/8 (atau mendekatai aperture ini) bisa memberikan
hasil diantara dua tingkat ketajaman. Aperture ini bisa memberikan depth
of field yang cukup sempit agar menghasilkan nuansa pemisah antara
subyek dan background, dan tingkat fokus background masih bisa
ditoleransi. Sobat akan sedikit terbatasi pada pemilihan ISO dan Shutter Speed. Jika Sobat menggunakan lampu studio saat pemotretan maka aperture ini bisa menjadi awal yang bagus.
3. Semua Tajam
Aperture yang sangat kecil seperti f/22 merupakan pilihan yang tepat
jika Sobat menginginkan semua elemen didalam foto tampak fokus.
Konsekuensi dari penggunaan aperture ini adalah Sobat akan mendapatkan
shutter speed yang lebih lambat, dan tidak menutup kemungkinan Sobat
akan membutuhkan sebuah Tripod untuk menghindari camera shake, atau bahkan menaikkan pengaturan ISO dan tentu itu akan menghasilkan lebih banyak noise (grain).
Penggunaan Focal Length
Photo: N-Photo
Lensa Wide 20mm
Lensa Wide bukan merupakan lensa yang ideal bagi fotografer portrait,
bahkan lensa wide-angle terbaikpun memberikan hasil atau dampak yang
kurang menyenangkan pada hasil foto kalian. Jika Sobat memotret terlalu
dekat maka hidung dan akan tampak lebih lebar. Lensa ini memiliki peran
sendiri pada foto portrait dan bukan pada foto close up. Lensa ini
cocok untuk foto portrait yang menyertakan beberapa elemen lain selain
subyek utama.
Lensa Portrait 105mm
Lensa tele pendek memang diperuntukkan bagi para fotografer portrait,
dan ini adalah Focal Length favorit mereka. 105mm juga memberikan jarak
potret yang nyaman bagi fotografer.