(cerita sebulan lalu, Gathering CNBlue Boice Malang)
Hari ini setelah menyelesaikan gathering, kami beranjak
untuk menyalurkan dana yang didapat dari gathering untuk dibagikan kepada
anak-anak yatim dan piatu di sebuah panti asuhan.. dana yang dihimpun beragam,
buku, baju, makanan, dan lainnya..
Panti asuhan ini ternyata bernama Bakti Mulya yang terletak
di kawasan Unmer.. setelah melewati perjalanan yang MENYESAKKAN karena JKT48
ada di RADIO ELFARAA!! Dan radio itu kita lewati, huhuhu gue liat banyak wota
disitu..
BACK TO TOPIC..
Seperti biasa, kami disambut para suster, ya ternyata panti
asuhan ini adalah panti asuhan yang dikelola oleh seorang yang beragama kristen
(kurang tau katolik atau protestan untuk men-generalisir maka akan digunakan
kata Kristen) kristen yang ada didalamnya ada katolik dan kristen itu sendiri
(protestan)
Acaranya berlangsung seperti biasa, bercengkerama,
membagikan “kado”, sharing, dan menghabiskan waktu bersama anak-anak disana..
Yah spesialnya disini ditampung juga para anak-anak Luar
Biasa (memiliki keterbelangakangan/ kekurangan fisik dan mental) jadi rasanya
warmhearted banget..
Jadi kami disini membagi waktu bersama mereka, para
anak-anak berkebutuhan khusus..
Diakhir, ketika akan meninggalkan mereka, salah satu anak
perempuan (kedua tangannya telah tiada di telapaknya, dan salah satu kakinya
menggunakan kaki palsu, aku lupa namanya) bertanya kepada kami saat kami sedang
memakai sepatu..
“kakak semua kuliah dimana?”
Aku menjawab “oh macem-macem dek, ada yang dari UB atau
Unibraw, ada yang udah kerja, masih SMA juga ada” sambil menatapnya dengan
senyum semabri memakai sepatuku..
Perempuan ini lalu tersenyum kearahku sambil masih
memojokkan dirinya di dinding.. bertanya..
“kak, kakak Kristen atau Katolik?”
Serantak dua temanku dan diriku juga yang saat itu
berdekatan dengan pintu dan sedang memakai sepatu kaget.. hanya kami yang
mendengarnya..
“Eh?” jawabku terkejut, lalu saat itu juga aku langsung
berusaha menjernihkan pikiranku..
Yang telintas dipiranku saat itu adalah, jangan sampai dia
salah paham dan merasa tersakiti..
Lalu aku menjawab “yah, seperti itulah.”
BODOH.. ya sangat bodoh sekali..
Fakta :
1. Aku adalah seorang
Islam, karena aku saat itu mengenakan kalung dengan simbol plus (+) aku
menyebutnya demikian, mungkin dia merasa penasaran dan mengira bahwa aku adalah
salah satu antara katolik atau protestan..
2. Kalung dengan simbol (+) memang sudah lama sering aku
gunakan (hanya di beberapa event saja, karena hari itu gathering maka aku
memakainya) aku membelinya bukan atas asumsi yang meyakini bahwa aku adalah
seorang katolik atau kristen melainkan karena aku memang menyukai simbol (+)
ini, menurutku simbol (+) akan terus memberikan nilai tambah dalam hidup kita
sebagimana simbolnya, bukan atas dasar agama.
3. Aku merasa bersalah, jawaban “yah seperti itulah”
sangatlah tidak cocok dan tidak tepat. Aku sangat kaget saat itu sehingga yang
dicerna kepalaku saat dia bertanya adalah “kak, kakak katolik ya?” nah makanya
kujawab sedemikian rupa, ternyata setelah temanku menyadarkanku di jalan pulang
maka aku barus adar bahwa dia menanyakan aku apakah diriku seorang katolik atau
protestan. Sehingga jawabanku sangat tidak masuk akal dan terkesan bodoh.
4. Begitu dia menanyakan tentang keyakinan katolik atau
kristenku, aku memperhatikan kalungnya dan kalung salah satu teman disebelahnya,
dia memiliki kalung dengan simbol salib didalam lingkaran berhiaskan batu
berlian, dan temannya menggunakan sebuah kalung bulan sabit.. ya, perempuan itu
pasti pemeluk kristen/ katolik (maaf aku tidak bisa membedakan lewat kalungnya)
makanya dia menanyakanku demikian karena kalungku juga memiliki simbol (+)
5. Dia melepasku dengan tersenyum, sebagaimana aku
membalasnya dengan melambaikan tanganku.. tapi setelah kupikir2 perkataan
temanku juga bisa dipertimbangkan, jawabanku malah membingungkan perempuan
tadi, karena jawabanku “yah seperti itulah”
6. Semoga kalian sehat2 selalu, dan kalau kelak aku datang
lagi, aku akan menjawab pertanyaanmu dengan benar J stay healthy and lets we meet
again, oneday J
~